Sabtu, 14 Februari 2009

NDUSTRI PERLU BERTINDAK AGRESIF; Produksi Otomotif Turun 50%, PHK Tak Terhindarkan

14/02/2009 08:23:50 JAKARTA (KR) - Industri otomotif nasional baik kendaraan roda empat maupun roda dua, akan menurunkan produksinya sekitar 30-50%. Kondisi ini menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor otomotif tidak terhindarkan lagi. Sementara tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia juga sudah mulai terkena tindakan pengamanan impor (safeguard) dari sejumlah negara pengimpor TPT asal Indonesia sebagai dampak krisis finansial global. "Masalah penurunan order di sektor otomotif sangat tinggi. Estimasi industri otomotif akan menurunkan produksi 30-50%, termasuk sepeda motor hampir sama," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi di Jakarta kemarin.
Kondisi buruk seperti itu, menurut Sofjan, juga terjadi pada sektor properti di tanah air. Menurutnya, ada sekitar 2 juta unit perumahan yang tidak terjual. "Yang jelas kondisi dunia usaha Indonesia menjadi semakin susah. Orang-orang sudah tidak berani untuk belanja," ujar Sofjan.
Kekhawatiran pengusaha, apabila pemerintah tidak segera menyalurkan stimulus yang telah dijanjikan, terutama stimulus untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 10,2 triliun. Sejauh ini perbaikan infrastruktur yang paling bisa mendukung bertahan keluar dari krisis, karena jika ini dilaksanakan akan mampu menyerap banyak tenaga kerja. "PHK, menurunkan produksi, mengurangi bahan baku, mengurangi pinjaman, semua dilakukan supaya cash flow (arus kas) perusahaan tetap terjaga," katanya seperti dikutip Antara.
Terkait kondisi saat ini, industri otomotif dan suku cadang Indonesia perlu bertindak agresif untuk meraup keuntungan kompetitif bagi pertumbuhan industri otomotif dalam negeri. Caranya, dengan mempromosikan standardisasi produk dan proses dalam sektor otomotif, serta mengembangkan sistem evaluasi dan sertifikasi.
Hal ini antara lain yang mengemuka dalam diskusi 'Industri Suku Cadang Mobil Indonesia dan Krisis Ekonomi Global: Strategi dan Perspektif' di Wisma Indomobil Jakarta Selatan, Kamis (12/2). "Industri komponen otomotif hanya dapat bertahan dalam krisis ekonomi global dan menjadi lebih maju apabila bisa lebih kompetitif," ujar Walter North, Direktur Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Diskusi panel yang disponsori SENADA USAID bersama Society of Automotive Engineers (SAE) International dan sejumlah asosiasi otomotif dan sepeda motor Indonesia ini menitikberatkan bagaimana melewati krisis ekonomi saat ini dan mempersiapkan strategi agar industri ini dapat tumbuh kembali.
Salah satu cara yang diusulkan adalah mengembangkan semacam 'segel kualitas' yang berlaku nasional yang nantinya akan mengarah pada standardisasi industri. QSEAL adalah segel sertifikasi kualitas yang diakui secara nasional dalam pasar suku cadang di Indonesia untuk komponen otomotif non-orisinil yang memenuhi standar yang telah ditentukan industri otomotif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar